Sejarah Peradaban Sungai Indus, Ciri-ciri dan Peninggalannya
Menurut para Arkeolog, peradaban sungai Indus pertama kali berkembang sekitar tahun 3000 SM. Sebagai salah satu peradaban kuno terbesar dan paling misterius, sungai Indus terletak di wilayah Pakistan dan bagian barat laut India.
Salah satu aspek paling menarik dari peradaban ini adalah sistem tulisannya, di mana hingga saat ini belum sepenuhnya terpecahkan. Ribuan segel dan prasasti yang ditemukan menggambarkan simbol-simbol misterius untuk dipahami secara mendalam.
Berdasarkan beberapa sumber, masyarakat di kawasan ini meninggalkan Kota Harappa dan Mohenjodaro, sehingga hal ini menyebabkan keruntuhan pada tahun 1700 SM. Namun, sejarah mengungkapkan bahwa banyak faktor penyebab keruntuhan tersebut.
Sejarah Singkat Peradaban Sungai Indus
Awal mula perkembangan peradaban ini adalah sekitar tahun 3000 SM, di mana pada saat itu dikenal sebagai periode Harappa Awal. Selama periode ini, masyarakat mulai mendirikan pemukiman-pemukiman kecil do lembah sungai.
Pada saat itu, masyarakat memliki sistem drainase hingga perencanaan kota yang maju. Selain itu, juga banyak yang mengembangkan berbagai teknologi, seperti pertanian, kerajinan, juga perdagangan dengan canggih.
Sejarah mengatakan, jika sungai ini termasuk dalam 3 peradaban paling awal serta luas di kawasan Asia Selatan dan Asia Barat Daya. Bahkan, UNESCO menobatkannya sebagai situs warisan dunia di tahun 1980.
Cerita Keruntuhan Peradaban Sungai Indus
Sungai yang berkembang di lembah Indus dan Ghaggar-Hakra Asia Selatan ini, mengalami keruntuhan sekitar tahun 1700 SM. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
- Biasanya semakin menyulitkan masyarakat ketika musim penghujan karena menyebabkan banjir di area pertanian dan pemukiman. Selain itu, pada saat musim kemarau akan sangat panas dan kering sehingga sangat mengganggu.
- Perubahan Iklim. Adanya perubahan iklim yang lebih hangat dan pembukaan DAS berlebihan menyebabkan kerusakan.
- Dominasi Bangsa Indo-Arya. Kedatangan bangsa tersebut membawa perubahan teknologi menjadi lebih maju dan mendominasi. Hal ini membuat peradaban sungai Indus yang asli mulai tertinggal.
- Zaman Weda Berkembang Pesat. Hal ini dimulai sejak penduduk Asia Selatan mulai mengenal komunitas peradaban yang lebih besar (monarki).
- Terbukanya Hubungan Dagang. Adanya hubungan dagang dengan Arab, Mediterania, dan Hindia Timur menyebabkan keaslian tradisi runtuh.
- Berkembangnya Kawasan Baru. Ini terjadi ketika sungai Gangga dan sekitarnya bermuara ke Timur.
Keruntuhan tersebut disebabkan oleh invasi bangsa Arya yang menggusur bangsa Dravida di lembah Sungai Indus.
Ciri-ciri Zaman Peradaban Sungai Indus
Terdapat setidaknya 3 ciri utama bagaimana sistem peradaban yang ada di zaman ini, yaitu:
1. Tata Kota Terencana
Tata kota terencana merupakan salah satu ciri paling mencolok pada saat itu. Kota-kota seperti Mohenjo-Daro dan Harappa memiliki sistem tata kota terstruktur dengan baik, jalan-jalan teratur, serta adanya sistem drainase canggih.
Kota Harappa sendiri menampilkan struktur kota yang rapi dan terorganisir. Hal tersebut tentu saja menunjukkan bahwa masyarakat memiliki kemampuan dalam mengelola sumber daya yang ada secara efisien.
Adanya sistem kelola kota yang terencana ini membuat masyarakat menunjukkan tingkat perencanaan peradaban Sungai Indus menjadi maju. Hal inilah yang akhirnya membedakannya dari peradaban-peradaban lain pada zamannya.
2. Kehidupan Ekonomi
Tidak kalah penting, kehidupan ekonomi pada saat itu juga memiliki ciri khas yang unik serta kompleks, di mana masyarakatnya memiliki kemajuan dalam sistem pertanian dengan penggunaan teknologi irigasi untuk mengairi tanah hingga peningkatan hasil panen.
Sistem pertanian ini, memungkinkan masyarakat untuk memproduksi makanan yang cukup, serta menjamin keamanan pangan, sehingga dapat fokus pada kegiatan lain seperti industri perdagangan.
Melalui industri perdagangan, masyarakat melakukan pengiriman barang-barang seperti gandum, gula, dan tekstil ke berbagai wilayah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga peradaban Sungai Indus pada masa itu sangat maju.
Masyarakat juga memiliki kemampuan dalam mengembangkan teknologi menjadi maju, seperti penggunaan gerabah dan logam. Kedua teknologi tersebut berfungsi untuk memproduksi barang-barang seperti peralatan rumah tangga hingga perlengkapan perang.
3. Kepercayaan Masyarakat
Masyarakat di kawasan ini memiliki kepercayaan yang kuat terhadap dewa-dewa dan roh-roh, di mana dipercaya memiliki pengaruh besar atas kehidupan manusia. Biasanya, berbagai upacara hingga ritual dilakukan untuk memuja dewa-dewa tersebut dengan berharap keberkahan.
Kepercayaan tersebut juga tercermin dalam arsitektur dan seni yang ada, seperti pada kuil atau monumen. Dalam bangunan-bangunan tersebut, menampilkan tema-tema keagamaan yang tentunya berkaitan dengan kepercayaan masyarakatnya.
Peninggalan Budaya Pada Peradaban Sungai Indus
Terdapat beberapa peninggalan budaya yang ditinggalkan oleh peradaban tersebut, antara lain:
- Artefak Terracota. Bentuk peninggalan artefak ini biasanya digambarkan seperti hewan, mulai dari gajah, sapi, harimau, badak, bahkan bentuk pohon seperti beringin.
- Patung Gadis Menari. Patung ini ditemukan pada tahun 1926 dan perkiraan usianya sekitar 4500 tahun. Patung ini terbuat dari perunggu dengan panjang sekitar 10,8 cm.
- Patung Raja Pendeta. Patung ini ditemukan pada tahun 1927 dengan ukuran tingginya 17,5 cm. Patung pada zaman peradaban Sungai Indus ini memiliki mantel berhias, lilitan lengan, hingga janggut dihiasi pita.
- Terdapat juga piring, cangkir, periuk yang dibuat dari tembikar.
- Selain itu, juga terdapat beragam alat pertanian seperti cangkul dan kapak.
- Terdapat juga perhiasan seperti gelang, ikat pinggang tembaga atau emas, hingga kalung.
Sebagai sebuah sejarah kuno yang berada di kawasan India Barat dan Pakistan, terdapat kemajuan teknologi irigasi, sistem pertanian, hingga dinamisnya kehidupan ekonomi masyarakat, sehingga pada peradaban Sungai Indus ini masyarakatnya telah modern.