Mengulas Inilah Kisah Ronin Jepang Beserta Fakta Menariknya
Tidak sedikit kisah ronin Jepang yang berhasil menarik perhatian masyarakat luas. Bagi masyarakat Jepang, samurai merupakan salah satu anggota dari sistem kemiliteran dan punya pengaruh cukup kuat.
Samurai ada di awal pemerintahan militer yakni Shogun dan dipekerjakan untuk lindungi daerah penguasa feodal (daimyo) dari penyusup. Ilmu pedang dan kesetiaannya kepada tuan, membuatnya dihormati.
Memahami Istilah Ronin dan Sejarahnya
Tapi samurai belum bisa dikatakan gambaran sub kelas prajurit di era feodal, kadang tidak punya tuan karena pengkhianatan atau kematian. Samurai tidak bertuan itu disebut ronin.
Ronin sendiri merupakan seorang pejuang yang berpindah-pindah serta kehilangan area kekuasaan serta tuannya. Kerap kali prajurit ini hilang posisi di masyarat karena tidak mau menghormati tradisi setelah tuannya kalah.
Memang kisah ronin Jepang ini merupakan daya tarik, tragedi, hingga pemberontakan. Bahkan seorang ronin juga tidak terikat lagi oleh kelompok bushido yakni simbol kehormatan terkenal di antara pejuang.
Di mana jika prajurit atau samurai kalah selama pertempuran, maka harus menjalankan ritual bunuh diri. Masa feodal, memang ronin sangat berbeda dengan prajurit dengan tuannya yang selalu utamakan majikannya.
Ronin kerap ditugaskan jadi pengawal agar dapat membantu mencegah perampokan atau sengketa tanah. Akan tetapi sejumlah kegiatan itu kerap dianggap tidak sesuai dengan level sejatinya prajurit.
Selama masa perang di Jepang, memang kehidupan seorang samurai tidak bertuan sangat menantang. Bahkan sejumlah ronin ini harus turut andil dalam kegiatan ilegal misalnya judi.
Bahkan dalam keadaan mendesak dan kehormatannya terancam, kisah ronin Jepang minta izin melakukan ritual bunuh diri. Sehingga kehormatannya kembali didapatkan dan jika tidak melakukannya, maka harus menanggung rasa malu.
Perjalanan Hidup Seorang Ronin
Sejak muda memang menanamkan disiplin mengenai ilmu pedang dan prinsip bushido sudah jadi kehidupan dari seorang samurai Jepang. Bahkan kehidupannya berhubungan erat dengan perang serta keinginan pihak politik.
Akan tetapi untuk nasibnya mungkin kurang seberuntung itu. Karena kehilangan tuannya kerap membuat seorang samurai masuk dalam bayang-bayang seorang ronin. Di mana prajurit yang status militer serta penghormatan masyarakatnya hilang.
Sehingga prajurit yang kehilangan tuannya ini mirip seorang pengembara. Karena tidak setia, maka itu jadi satu masalah utama bagi masyarakat Jepang dan membuatnya menjadi buangan.
Tanpa adanya lindungan dari bangsawan, maka tidak sedikit kisah ronin Jepang yang mengalami kesusahan dalam perekonomiannya. Sebab selalu dipaksa untuk menjalankan peran kurang membanggakan, seperti tentara bayaran hingga preman.
Akan tetapi tidak semua orang langsung menghilangkan prinsip yang memang sudah ditanamkan sejak awal. Masih banyak juga masih terikat dengan bushido dan hidup sesuai aturan, sekalipun tanpa peranan militer.
Kehidupan ronin memang tidak melulu dibalik bayangan. Ada juga yang memperoleh pekerjaan di kelompok bangsawan maupun pedagang, terutama jika memerlukan kemampuan mengayunkan pedangnya.
Bahkan sebagai seorang tentara bayaran, upah yang didapatkan juga beragam. Semua itu sesuai tugas dan juga kemurahan para tuannya. Walaupun sejumlah orang dapat memperoleh gaji cukup tinggi.
Terutama jika keahliannya sangat bagus tidak tertandingi, namun ada juga yang tidak memperoleh gaji. Tapi memang kehidupannya cukup jauh dari rasa aman, karena mood tuan serta politik sangat mempengaruhi.
Ketahui Fakta Kisah Ronin Jepang
Walaupun tidak dianggap sebagai samurai tradisional, tapi berperan membentuk budaya serta tradisi di negeri Sakura. Bahkan dijadikan sebagai bagian yang selalu ingin diceritakan lagi, berikut fakta menariknya:
1. Tidak dianggap samurai
Karena tidak bertuan, maka sudah bukan jadi bagian elit lagi. Bahkan samurai telah memandang pejuang tersebut rendah dan enggan punya urusan apapun. Sering kali dianggap prajurit jahat.
Karena memang berdasarkan definisinya samurai ialah prajurit yang mengabdi. Tidak heran jika kisah ronin Jepang mendapatkan gelar bukan lagi seorang samurai, sebab sudah tidak punya tuan untuk dilayani.
2. Kelas sosial bawah
Karena sudah tidak bekerja untuk tuannya dan hal istimewanya hilang, maka dianggap sebagai aib. Orang-orang kerap memandangnya rendah dan gagal jalankan kewajibannya, baik kepada tuan atau negara.
Hal itu mengartikan juga jika pemecatannya dilakukan secara tidak terhormat dari kemiliteran. Tanpa tuan, maka dianggap tujuan dan kehormatannya hilang.
3. Rusak tradisi Jepang
Bukan hanya sebagai prajurit tidak bertuan saja, melainkan kisah ronin Jepang juga dianggap sebagai pemberontak. Apalagi sudah tidak terikat aturan samurai tradisional lagi.
Seorang ronin enggan patuh kehormatan kelas samurai di mana hal itu menentukan hidup mati. Sebab sudah bukan dianggap samurai, maka tidak wajib menerapkan 8 kebajikan dari Bushido.
4. Terkenal
Berdasarkan shogun, prajurit ini dianggap tidak bisa ditebak serta cukup berbahaya. Karena kerap dihubungkan dengan kekerasan serta kejahatan. Hal itu disebabkan banyak yang tindakannya kriminal saat mencari uang.
5. Berevolusi
Saat Jepang jadi feodalisme, peranan ronin serta samurai berubah. Selama masa Meiji, Jepang alami modernisasi cukup besar. Hal tersebut menghapus kelas samurai di tahun 1879.
Banyak hal menarik mengenai samurai tanpa tuan ini. Berakhirnya era-nya tentunya bukan hanya fase kehilangan, namun adaptasi dan transformasi. Hingga sekarang kisah ronin Jepang masih jadi hal menarik untuk diceritakan.